Jaga Ketersediaan Stok dan Keterjangkauan Harga Kebutuhan Pokok, BI Bersama TPID Lobar Gelar Operasi Pasar Murah

  • Bagikan

Lombokprime.com- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB (KPw BI NTB) bersama  Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kembali menggelar operasi pasar murah guna menjaga ketersediaan stok dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok di masyarakat. terlebih jelang hari raya di Idul Adha, terpantau harga sejumlah kebutuhan pokok masih tinggi. Rabu (6/7).

Kali ini operasi pasar murah di laksanakan di  Taman Sandik kecamatan batu layar dan Taman Kota Gerung  kecamatan gerung kabupaten lombok barat,kegiatan OPM ini juga dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Rapat Koordinasi antara TPID Lombok Barat dengan KPw BI Provinsi NTB terkait dengan langkah strategis pengendalian inflasi menghadapi perayaan Hari Raya Idul Qurban.

Kepala BI Provinsi NTB Heru Saptaji menjelaskan bahwa kegiatan OPM merupakan kegiatan yang strategis untuk dilaksanakan khususnya di tengah tantangan perekonomian yang kita hadapi.

“Di tingkat global, tantangan ekonomi mengacu pada tantangan “stagflasi” atau tingginya nilai inflasi yang terjadi di beberapa negara dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah,” ucapnya

Di tingkat daerah, tantangan ekonomi justru mengarah pada tingginya pertumbuhan ekonomi khususnya di Wilayah NTB yaitu 7,76% (Q1) tetapi diikuti oleh angka inflasi yang meningkat. Pada Juni 2022 sendiri NTB mengalami tekanan inflasi sebesar 0,92% (mtm) yang utamanya disumbang oleh kelompok administered price (AP) seperti angkutan udara (0,27%) serta kelompok volatile food (VF) seperti Cabai Rawit (0,17%), Tomat (0,09%), Telur Ayam Ras (0,09%), dan Cabai Merah (0,06%).

“Inflasi dari kelompok VF ini sangat perlu untuk diperhatikan agar tidak menyebabkan adanya “supply shock dari sisi ketahanan pangan di daerah dimana suplai kebutuhan pokok kita tidak mampu memenuhi kebutuhan dari masyarakat maupun tamu-tamu yang datang ke Provinsi NTB,” ujarnya

Sementara itu untuk permasalahan produksi, distribusi, pola penjualan, serta intersep harga harus dapat dipantau bersama. Langkah-langkah antisipatif pengendalian inflasi ini perlu dilakukan agar dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB di tahun 2022 berkisar pada angka 6.5-7.5%.

“Mari kita nikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan inflasi yang terkendali sehingga bonus spread economy dapat kita capai untuk mengentaskan indeks kemiskinan, indeks ketimpangan ekonomi, serta memperbaiki indeks pembangunan manusia di NTB.” jelasnya

Sementara itu Bupati Lombok Barat mengatakan kegiatan OPM ini sangat dibutuhkan masyarakat dan diharapkan dapat diselenggarakan secara berkelanjutan. Bupati menyebutkan bahwa tantangan ekonomi yang disebutkan oleh Kepala BI NTB seharusnya tidak menjadi masalah dan keluhan bagi masyarakat mengingat potensi pertanian yang dimiliki daerah sangat luar biasa.

“Masyarakat juga dapat menanam sendiri komoditas kebutuhan pokok yang diperlukan. Namun, selama ini memang  hal yang sering kali kurang dari masyarakat adalah antisipasi dan inisiatif untuk melakukan hal tersebut,” tegasnya

Kegiatan OPM ini melibatkan setidaknya 5 OPD di Kabupaten Lombok Barat yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas kelautan dan Perikanan serta Dinas Koperasi dan UMKM. Selain itu, UMKM dan klaster pertanian binaan BI NTB juga turut hadir untuk menyuplai kebutuhan pokok masyarakat.

Adapun komoditas yang disediakan untuk kegiatan OPM selama 6 hari adalah cabai rawit (100 kg) dengan harga Rp60.000/kg, bawang merah (500kg) dengan harga Rp30.000-35.000/kg, telur ayam (140 tray) dengan harga 45.000/tray, minyak goreng curah (15.000 liter) dengan HET Rp15.500/kg, beraneka ragam sayur mayur serta produk-produk UMKM lokal lainnya. Tidak lupa, Bank Indonesia juga menyiapkan QR Code sehingga selain bertransaksi dengan tunai, pengunjung juga dapat bertransaksi dengan non-tunai menggunakan QRIS. Stand untuk jajanan Rp1,- ciri khas Bank Indonesia juga hadir untuk dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap manfaat penggunaan transaksi digital (QRIS).

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *